...

Puisi tentang Perselingkuhan dan Kehadiran Pelakor

Puisi ini berkisah tentang pengkhianatan dan mengeksplorasi rasa sakit yang mendalam akibat kehancuran yang disebabkan oleh gangguan seorang pelakor di dalam hubungan yang dulunya kokoh.

dramatic poetry - o homewrecker by rouzel soeb - poem about betrayal

Dear Pelakor

Teruntuk kau yang sudah merebut pasangan hidupku,

Terima kasih sedalam-dalamnya dan sebesar-besarnya

Sudah kau angkat borok dari rumahku

Dan menggondolnya pergi sebelum bau busuknya melumpuhkanku

 

Kau tentu butuh menikmati jerih payahmu

Pasti butuh waktu dan rupiah untuk bersolek menutupi buruk rupamu?

Pasti butuh pengalaman panjang berbagi ranjang dengan banyak orang lainnya untuk bisa leluasa menggodanya?

Tentu, kau tentu perlu mendapat lembaran rupiah darinya untuk sesuap nasi di mulutmu

Nafkah yang tak bisa kau jemput dengan menggunakan otak mungilmu

Nafkah yang tak pernah kau miliki karena kemiskinan panjangmu

 

Ya, tak jarang kaum sepertimu hanyalah duafa yang membutuhkan receh untuk mengubah hidup meranamu

Tak jarang kalian bersikap bak binatang yang menghalalkan belaian haram

Hanya demi membuka jalan untuk maksiatmu

Layaknya maling atau pencuri di malam hari yang menyedihkan

 

"Ini bukti kehebatanku, bukti rupa jelitaku mampu menjerat pasanganmu," katamu dengan pongahnya

Padahal, mereka yang memang suka memanjakan matanya tanpa pernah puas, akan selalu berburu

Habis ragamu, terbitlah molek lainnya

Dan kau ... ya, kau akan berakhir dengan tubuh tanpa cinta

 

Karena itu, aku bersyukur dengan kehadiranmu dalam rumah tanggaku

Aku berterima kasih atas jasamu menunjukkan rupa pasangan rumah tanggaku

Setidaknya, kau mencabut akar nerakaku

Kau bawa pergi dia yang memang terlalu menjijikkan dan tak pantas bersamaku

 

Asal jangan kau minta aku mengevaluasi diri untuk menjustifikasi hubungan terlarangmu

Dosamu dan dosanya bukanlah buah dari kesalahanku

Rendahnya kalian bukan lagi urusanku

Kalian dan aku tak perlu lagi saling menyebut, bukankah seharusnya begitu?

 

Sekarang, bersenang-senanglah!

Nikmati dunia kalian yang tercemar kutuk

Aku sendiri akan terus bersulang untuk hidupku yang baru

Karena sampai kapan pun, aku masihlah insan terhormat yang akan mendapatkan sejatiku

Tidak hina sepertimu!

Bagikan tautan halaman puisi ini melalui:

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: KONTEN INI DIPROTEKSI!!!
#!trpst#trp-gettext data-trpgettextoriginal=4498#!trpen#Seraphinite Accelerator#!trpst#/trp-gettext#!trpen##!trpst#trp-gettext data-trpgettextoriginal=4499#!trpen#Optimized by #!trpst#trp-gettext data-trpgettextoriginal=4498#!trpen#Seraphinite Accelerator#!trpst#/trp-gettext#!trpen##!trpst#/trp-gettext#!trpen#
#!trpst#trp-gettext data-trpgettextoriginal=4500#!trpen#Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.#!trpst#/trp-gettext#!trpen#