Gadis itu bernama Kiara Natasya. Ia gadis manis berambut sebahu yang saat itu masih duduk di bangku kelas lima SD. Suatu saat, ibunya memperkenalkan Kiara dengan anak tetangga yang baru pindah ke rumah di sebelah mereka. Anak laki-laki tersebut bernama Abel Pandawa.
Dari awal berkenalan, Kiara tahu bahwa Abel terlalu istimewa untuk berteman dengannya. Abel memiliki fisik hampir sempurna dan terlihat mahir dalam hal apa pun. Kiara sendiri memiliki cacat bawaan sejak kecil yang mengharuskannya mengenakan tongkat untuk berjalan kemana pun.
Kiara merasa rendah diri karena cacat yang dimilikinya, tetapi Abel yang baik seakan-akan tidak memperdulikan cacat Kiara. Ia bahkan selalu mengatakan bahwa Kiara seperti malaikat bertongkat ajaib.
Meski berbeda sekolah, keduanya berteman dengan sangat akrab setelah itu. Bagi Kiara yang selama ini tidak memiliki teman sama sekali, Abel adalah sahabat pertamanya dalam hidup. Mereka tumbuh bersama hingga bertahun-tahun ke depan dan menjadi semakin dekat.
Keduanya baru masuk sekolah yang sama saat mereka mulai SMA. Sesuai dugaan Kiara, Abel memang populer di lingkungan sekolah. Ia adalah salah satu andalan tim basket sekolah mereka -- dan banyak disukai karena sikap konyol dan kehangatannya.
Karena merasa minder sebagai gadis cacat, Kiara pun akhirnya cenderung menjauh dari Abel di sekolah dan hanya kembali bersikap hangat jika mereka bertemu di lingkungan rumah mereka sendiri.
Awalnya, Abel bingung dengan sikap Kiara yang sering menjauh darinya. Namun secara perlahan, ia pun mulai menyesuaikan dirinya dengan sikap Kiara yang bak orang asing setiap mereka berpapasan di sekolah -- atau saat kebetulan berada di area yang sama, seperti kantin dan perpustakaan.
Meskipun begitu, setiap kali Abel berlatih untuk turnamen basketnya, diam-diam Kiara selalu menyelipkan minuman khusus di loker Abel karena tahu bahwa Abel akan selalu lupa membawa minuman saat berolahraga. Kiara rutin melakukannya dan tak pernah memberi tahu Abel soal ini.
Beberapa kali, Abel mengajak Kiara untuk ikut dalam acara-acara bebas di luar sekolah. Namun, Kiara yang tidak merasa nyaman dengan lingkungan populer Abel selalu menolak dengan halus. Ketika ada perempuan cantik di kelas Kiara yang menyukai Abel dan meminta bantuan Kiara sebagai tetangga sang pria, Kiara pun mendukung Abel untuk mendekatinya. Perempuan itu pada akhirnya menjadi pacar pertama dari sekian banyak pacar Abel selanjutnya.
Meski Kiara yang sebenarnya sudah lama memendam rasa pada sahabatnya itu merasa sakit hati, tetapi ia selalu berusaha tegar untuk kebahagiaan Abel. Ya, Kiara yang mencintai Abel secara tersembunyi, tidak pernah berani untuk mengungkapkan perasaan cintanya demi mempertahankan pertemanan berharganya dengan Abel. Gadis itu sangat takut akan kehilangan teman terbaik sekaligus yang merupakan satu-satunya baginya.
Keduanya lalu berpisah saat kuliah. Meskipun begitu, mereka tetap sering bertemu di lingkungan rumah mereka. Abel kerap bercerita tentang apa pun pada Kiara, sementara Kiara tetap selalu mendukung dan membantu Abel dalam banyak hal.
Karena Abel memiliki bakat lain yang menonjol, suatu saat ia diminta menjadi salah satu anggota band musik di kotanya. Semenjak itulah, hidup Abel berubah total. Pria itu dan band-nya pun kemudian berhasil menembus pentas dunia musik Indonesia.
Di masa itu, Kiara sendiri fokus dengan program pendidikan gurunya. Pada akhirnya, ia benar-benar menjadi seorang guru di sekolah dasar dekat rumahnya, sementara Abel mulai menjadi artis papan atas nasional. Meski mulai sering berjauhan, Kiara rajin membaca berita tentang Abel dari media dan tak jarang mengumpulkan lembaran arsip beritanya.
Keduanya hanya bisa bertemu di saat Abel libur dan pulang ke kota mereka. Jika keduanya kebetulan bertemu, Abel masih sering mengajak Kiara bercanda dan bercerita tentang hal-hal lucu pada gadis itu. Tak jarang, ia juga bertanya apakah Kiara sudah memiliki pacar sekadar untuk mengejeknya.
Tentunya, Kiara selalu berbohong tentang hal itu dengan menjawab bahwa ia memiliki pacar rahasia dan tidak akan mengatakannya pada Abel. Sebenarnya, Kiara merasa malu karena di usianya yang sudah dewasa, ia bahkan belum pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun. Sementara Abel -- sahabatnya -- selalu menjadi bahan sorotan media dan masyarakat karena kerap berganti pasangan dalam tempo singkat.
Kiara baru benar-benar menjalin hubungan dengan lawan jenisnya, beberapa tahun setelah itu. Pria lain yang kini bersama dengan Kiara tersebut adalah sesama guru di sekolah mereka. Mereka berpacaran selama setahun, sebelum akhirnya Kiara resmi dilamar.
Karena akan menikah di pertengahan bulan Desember, Kiara pun mengirimkan surat undangan pernikahannya kepada Abel yang saat itu sudah tinggal di ibu kota. Sayangnya, Abel tak pernah datang ke pernikahan sahabatnya itu.
Abel Pandawa secara tiba-tiba dikabarkan sudah meninggal dunia karena kecelakaan mobil yang menimpanya, hanya tiga hari sebelum Kiara resmi menikah. Kabar itu tentu membuat Kiara yang tak pernah mampu untuk mengungkapkan rasa cintanya pada Abel, bersedih hingga sisa hidupnya.
Kiara sendiri juga meninggal dunia karena sakit keras hanya dua tahun setelah kematian Abel, tepatnya di pertengahan bulan Desember yang sama. Sebelum kematiannya, ia meminta secara khusus untuk dimakamkan tepat di sebelah makam Abel yang tak jauh dari rumah masa kecil mereka.
Abel cilik memandang gadis di depannya sambil tersenyum. Gadis yang baru dikenalkan padanya itu bernama Kiara dan ia sangat pemalu. Kiara adalah gadis manis yang selalu menggunakan tongkat, persis seperti nenek tersayangnya yang baru saja meninggal dunia sebelum kepindahan Abel ke kota tempat Kiara berada.
Melihat Kiara yang cacat, Abel teringat sesuatu yang menarik. Ia pernah bertanya mengapa neneknya selalu membawa tongkatnya ke mana pun. Saat itu, sang nenek mengatakan padanya dengan setengah bercanda bahwa itu adalah tongkat ajaib yang akan terus membantu Abel.
Karena kesamaan tongkat itulah, Abel selalu menganggap Kiara istimewa dan senang berteman dengan gadis baik hati tersebut. Mereka bahkan selalu bersama hingga tumbuh besar.
Entah sejak kapan, Abel tersadar bahwa ia mulai jatuh cinta pada Kiara. Namun, Abel kerap mengurungkan niat untuk mengungkapkan perasaannya, karena Kiara seperti selalu menghindar jika Abel mulai berbicara tentang hubungan mereka. Ia juga merasa begitu terpukul saat Kiara mendukungnya untuk berpacaran dengan perempuan lain di kelas sang gadis.
Sering kali, Abel melihat Kiara menyelinap ke ruang loker tim basket dan meletakkan minuman untuknya di sana. Demi menjaga harga diri Kiara, Abel kerap berpura-pura tidak tahu tentang itu. Namun tentunya, ia merasa bahagia meski hanya karena hal kecil tersebut. Bahkan pada akhirnya, ia selalu menunggu kehadiran Kiara di setiap pertandingan basketnya dan menjadi sangat bersemangat saat melihat Kiara hadir untuk mendukungnya dalam diam.
Beberapa tahun ke depan sebelum hidupnya berubah drastis, Abel menciptakan lagu tentang perasaannya terhadap Kiara. Ia lalu mengirimkannya ke salah satu radio terkenal di kota mereka dengan sebuah pesan khusus pada sahabatnya itu. Namun, Kiara rupanya tidak pernah mendengar lagu ciptaan Abel tersebut. Justru sebuah band lokal yang tengah mencari sosok vokalis untuk grup mereka yang malah mendengar lagu Abel -- dan kemudian mengajak Abel untuk bergabung dengan mereka.
Semenjak itu, karir Abel menjadi sangat melejit dan ia pun mulai terkenal. Meski begitu, Abel tetap selalu ingin bertemu dengan Kiara. Pernah Abel berusaha untuk memberi tahu Kiara mengenai perasaannya secara jujur. Sayangnya, Abel malah patah hati karena mendengar Kiara mengatakan kalau ia sudah memiliki pacar.
Meski Abel beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita-wanita lainnya, tetapi cinta sejatinya tetap selalu untuk Kiara. Karena tak tahan dengan situasinya, Abel pun mencari-cari cara bagaimana harus mengungkapkan perasaannya secara jujur pada sang sahabat. Sayangnya, di saat ia sudah bertekad untuk memberanikan diri, justru yang datang padanya adalah undangan pernikahan Kiara.
Hati Abel pun hancur lebur. Berhari-hari, ia tenggelam dalam kesedihan luar biasa, hingga akhirnya ia memutuskan bahwa apa pun yang terjadi, ia tetap harus terlebih dahulu mengungkapkan isi hatinya pada Kiara.
Tiga hari menjelang pernikahan sang sahabat, Abel memakai pakaian terbaiknya, memotong rambutnya, dan mempersiapkan dirinya dengan matang. Namun, hanya 30 menit usai meninggalkan apartemennya untuk menuju ke bandara, Abel mendadak tewas dalam sebuah kecelakaan mobil.
Abel Pandawa meninggal di pertengahan bulan Desember, tanpa seorang pun di dunia yang tahu mengenai cinta dan rahasia tahunan dalam hidupnya, termasuk orang yang dicintainya sendiri. Bukti tersisa dari perasaannya pada Kiara Natasya hanya tertuang dalam lirik lagu pertama yang diciptakannya dulu -- yang berjudul "Seribu Tahun".
Malaikat, malaikatku tersayang
Hanya sekejap, biarkan aku menyentuh jemarimu
Biar kukuak rahasia yang selama ini meremuk hatiku
Tak kau tahu, aku berdiri di penantian seribu tahun
Kau adalah obat penenangku
Kau adalah tawa dalam sedihku
Kau adalah catatan hatiku
Kau adalah sahabat sejatiku
Namun, kau bukan kekasihku
(Chorus)
Ada apa denganmu?
Kenapa dengan diriku?
Pertahanan dirimu sangat kokoh
Dan mencintaimu seperti hal terlarang untukku
Sayangnya, tak bisa kulepas kau dengan mudah
Aku hanya pria bodoh yang mencintaimu dalam diam
Malaikat, malaikatku tersayang
Malam hampir tiba, datanglah menghampiriku
Lama kutipu hatiku dan kini aku merapuh
Tapi seribu tahun ke depan,
aku akan tetap mencintaimu, meski ragaku melebur
(Back to chorus)
Malaikat, malaikatku tersayang...
Beritahu aku di mana bisa memelukmu
Jika itu berarti mati
Maka akan kurangkul ajal
Bagikan tautan cerpen ini melalui: