Kompilasi kutipan-kutipan atau quotes terbaik dari novel Sci-fi-Thriller Rouzel Soeb yang berjudul "14 hari di Poernama" (14 Days in Poernama)
Halaman ini berisi kumpulan kutipan atau quotes dari novel "14 Hari di Poernama" (14 Days in Poernama) karya Rouzel Soeb, yang dapat dibaca di Fizzo. Novel ini adalah novel thriller fiksi ilmiah dengan elemen horor seputar perjuangan untuk bertahan hidup, virus zombie, dan hubungannya dengan konspirasi pemerintah dan militer. Silakan gulir ke bawah untuk membaca serangkaian kutipan keren dari novel ini, dan jangan lupa untuk membaca novelnya sendiri.
Mereka datang untuk dikarantina. Mereka tiba kala virus lain merebak dan mengubah teman mereka menjadi kaum pemangsa. Satu per satu mati ... dan kini mereka harus berjuang untuk sekadar bertahan hidup.
Tisha : "Kau tidak merasa takut?" ||| Zanna : "Tidak, tapi aku mulai lapar."
Jangan keluar, aku tidak suka berbagi dengan yang lain.
Langit begitu luas dan tinggi. Kau pikir, awan di atas langit berdiri kokoh jauh di atas kepalamu, tapi ternyata mereka selalu menahan beban hujan yang pada akhirnya akan tumpah ke bumi. Kurasa, kehidupan orang-orang kaya raya seperti kalian juga seperti itu.
Sudah terlambat untuk mengingatkan aku tentang itu. Aku sudah berdiri hanya satu langkah dari hadapanmu dan tidak akan lari lagi.
Kau harus bangun. Kita akan keluar dari sini beberapa hari lagi. Kau harus bangun karena aku akan menikahimu begitu kita keluar dari sini. Karena itu, kumohon ... bangunlah.
Meluapkan emosi adalah satu hal yang membuatmu menjadi manusia normal. Merasa marah adalah langkah awal yang akan membuatmu bertahan hidup dalam tragedi.
Lettu Bakti : "Dharmawan, jika kau berhasil hidup sampai saatnya nanti, kau bisa membantuku menemukan istri dan anakku, kan? Aku gagal menemukan mereka dan telah melakukan hal terburuk dalam hidupku selama ini. Aku pantas mati, tapi tidak dengan kalian dan mereka." ||| Kapten Dharmawan : "Aku akan melakukannya. Aku akan duduk di sampingmu dan bersamamu sampai saatnya tiba." ||| Lettu Bakti : "Berapa sisa pelurumu?" ||| Kapten Dharmawan : "Satu."
Marco, jika kau melihat ia akan susah untuk melakukannya nanti, bisakah kau membantuku? Bagian belakang leherku cukup rapuh, kau akan bisa mematahkannya dengan mudah dari belakangku.
Sekarang, aku sudah tenang dan akan berusaha untuk melakukan tugas terakhirku dari Yoga dengan sekuat tenaga. Aku adalah pengendara helikopter terbaik di Sat-81 dulu, AU bahkan tidak akan mudah untuk menjatuhkanku.
Tidak apa-apa. Kau bisa hidup dengan selalu berpedoman pada standar penerimaan semua orang, tapi Bayuni, aku adalah pria yang terlalu berantakan untuk kau sempurnakan. Jika kau memalingkan wajahmu dari kenyataan tentangku secara terus menerus, maka kelak kau akan lebih kecewa padaku.
Katamu, aku harus bertanggung jawab atas hidupmu karena telah menyuruhmu memakan makanan manis. Kalau begitu, Nona Bayuni Purasasongko, maukah kau menjadi pacarku? Mulai sekarang, aku akan bertanggung jawab atas hidup manismu.
Kematian adalah sesuatu yang bisa kita pikirkan belakangan. Yang pertama saat ini, pikirkan bagaimana cara bertahan hidup.
Yoga : "Berjanjilah kepadaku kau tidak akan seburuk mereka yang pergi begitu saja dariku. Berjanjilah kepadaku bahwa kau akan berumur panjang dan hidup bahagia selamanya. Aku akan membencimu jika kau meninggalkanku seperti cara mereka. Kau harus menjadi satu-satunya tempat terakhirku untuk menutup mata kelak. Berjanjilah kau akan melakukannya untukku." ||| Gendhis : "Aku... akan tetap hidup sampai kau memenuhi janjimu kepadaku. Aku akan berumur panjang dan akan selalu menunggumu sampai kau datang dan mengajakku kencan seperti ucapanmu. Aku berjanji akan melakukannya untukmu, Yoga."
Bagikan halaman ini melalui:
Kembali ke Atas