...

13. Siapa di Antara Mereka? #3

 

Blok Dua, 15.00 CST (lima jam sebelum sistem lock island aktif)

 

"Mei Ling, hujan semakin deras dan situasi di luar sebentar lagi akan gelap, kamu yakin kita enggak langsung keluar saja? Dua jam lagi kapal logistik datang."

 

Mei Ling menoleh ke arah rekan sesama penelitinya, Jared Lim, dengan wajah yang terlihat masih pucat seperti sebelumnya. "Bahaya kalau kita pergi sekarang. Banyak tentara yang tewas di area luar penjara dan sekarang mereka pasti sudah jadi pemangsa."

 

"Tapi tadi Kolonel Winslow sudah berhasil masuk ke Blok Empat dengan memanfaatkan kondisi ramai dari arah depan," tambah Jared. "Kalau kita tadi juga---"

 

"Kamu mau kita menerobos ke dermaga dalam kondisi hujan dan menunggu di sana tanpa perlindungan sama sekali... atau menunggu sampai dekat dengan waktunya kapal datang untuk meminimalkan risiko dimangsa?" potong Mei Ling.

 

"Kamu benar, tapi untuk mencapai mobil tentara yang akan kita pakai ke pantai nanti, kita tetap harus keluar dari sini, kan?" ucap Jared lagi.

 

"Dua opsi sama-sama harus melewati para pemangsa, tapi kalau kita menunggu di sini lebih dulu, setidaknya kita masih bisa berlindung sementara," ujar Mei Ling. "Lagi pula, kita enggak punya senjata api. Kita harus memikirkan strateginya dengan sangat hati-hati karena dua inang pemangsa yang ada di luar saat ini sangat berbahaya."

 

"Lilia benar-benar mengerikan," gumam Jared sambil menahan napasnya. "Dia pura-pura sakit keras di Blok Empat sampai malam tadi harus dibawa ke blok kita. Tapi, belum sampai ke sel bawah tanah, dia sudah bunuh orang-orang yang bawa dia dan langsung melarikan diri. Gara-gara dia, kondisi di sini sejak semalam jadi sangat berantakan."

 

"Yang aku enggak mengerti," lanjut pria itu, "bagaimana Profesor Morr bisa ikut lepas dari sel bawah tanah kita? Dia sudah enam bulan di bawah sini karena terlalu berbahaya untuk dikembalikan ke Blok Empat. Siapa yang tadi lepaskan dia? Apa mungkin Lilia yang lakukan itu?"

 

"Aku enggak tahu soal itu," jawab Mei Ling dengan ekspresi wajah yang tampak seperti tidak fokus. "CCTV di semua tempat dalam kondisi mati, tentara yang tadi ke Blok Dua juga banyak yang tewas karena diserang sama Profesor Morr. Sel dia selama ini benar-benar terkunci rapat dan kuncinya disimpan secara khusus di ruang kerja kita. Lilia enggak mungkin tahu soal ini. Apalagi, dia tadi juga masih diburu di area luar penjara."

 

Jared terlihat semakin penasaran. "Kalau begitu, siapa yang lepaskan Profesor Morr? Enggak mungkin dua pertugas yang tadi ambil sampel darah tambahan dari dua orang baru, kan? Mereka enggak pernah ke bawah dengan membawa kunci sel Profesor Morr."

 

"Aku juga masih bertanya-tanya soal itu," gumam Mei Ling dengan tatapan kosong. "Ada yang sengaja buka kunci sel Profesor Morr secara diam-diam, dan siapa pun yang lakukan itu pasti punya motif khusus."

 

Jared menarik napasnya. "Dua inang pemangsa yang kabur saja sudah bisa melumpuhkan seluruh aktivitas di Pulau ini. Aku enggak bisa membayangkan kalau semua inang pemangsa di Blok Empat lepas sekaligus."

 

Pria itu lalu menoleh lagi ke arah Mei Ling. "Selama bertahun-tahun ini, hanya ada beberapa orang dari kita yang punya akses khusus ke lantai dua Blok Empat. Beberapa orang dari kita yang punya akses itu di antaranya adalah kamu, Kolonel Winslow, dan empat orang petugas keamanan Phantom yang malam tadi dibunuh Lilia. Apa mereka semua yang ada di lantai dua Blok Empat benar-benar seberbahaya Lilia dan Profesor Morr?"

 

Mei Ling mengangguk. "Mereka rata-rata sangat manipulatif, luar biasa pintar, dan bisa buat orang lain mengikuti apa mau mereka dengan hanya berbicara. Itu makanya Kolonel Winslow enggak perbolehkan sembarang orang untuk naik ke lantai dua. Kalau enggak benar-benar paham bagaimana mereka, seseorang bisa jatuh ke dalam jebakan mereka. Aku saja enggak diperbolehkan untuk sering-sering ke lantai dua sana."

 

"Kamu tahu bagaimana mereka yang lainnya sampai dibawa ke pulau ini? Apa latar belakang mereka?"

 

"Aku enggak tahu semuanya secara utuh karena semua data mereka disimpan sama orang-orang Phantom sendiri," kata Mei Ling. "Semua orang tahu kalau Profesor Morr adalah peneliti paling awal di Penjara X bersama Kolonel Winslow, tapi enggak ada yang tahu bagaimana dia mendadak jadi berubah dan akhirnya dimasukkan ke Blok Empat."

 

"Kalau Lilia...," sambungnya, "aku enggak tahu banyak soal dia selain kalau dia dibawa ke pulau ini tiga tahun lalu waktu usianya masih 17 tahun. Data mereka semua sangat dirahasiakan, tapi yang jelas, orang-orang Phantom bilang kalau banyak dari mereka yang merupakan penjahat internasional berbahaya dan sejak awal memakai doping gen."

 

Jared terdiam sejenak. "Kamu enggak pernah lihat mereka secara langsung?"

 

"Hanya beberapa di antaranya saja karena pintu sel mereka tertutup rapat," ujar Mei Ling. "Hanya ada celah kecil di bawah pintu untuk menyodorkan makanan ke dalam pintu mereka. Selama ini, yang lakukan penelitian secara langsung ke para inang pemangsa di Blok Empat juga hanya Kolonel Winslow. Aku hanya membantu dia kalau ada uji sampel saja."

 

Jared mengerutkan dahinya. "Aneh... aku dulu sempat dengar isu kalau ada dua di antara mereka yang katanya enggak makan hewan hidup seperti yang kita sediakan ke banyak inang pemangsa di sana. Ada dua dari mereka yang tetap makan makanan normal kayak kita. Apa ini masuk akal untuk kategori inang pemangsa?"

 

Mei Ling tidak lagi menjawabnya dan kini berjalan ke arah jendela untuk melihat kondisi di luar. "Tepat jam empat nanti, kita akan mulai keluar dari sini dan ambil sisi yang sepi untuk langsung menuju ke kamp militer di depan. Di sana ada truk logistik kecil tentara yang bisa kita pakai untuk berangkat ke dermaga. Kamu sudah kasih tahu para petugas di Blok Satu untuk bersiap-siap, kan?"

 

Jared mengangguk. "Ya, aku sudah kasih tahu mereka soal ini dari radio genggam. Mereka berlima masih sembunyi di kamar masing-masing dan salah satunya pegang radio genggam. Begitu kita nanti kasih aba-aba, mereka siap untuk langsung menuju ke kamp militer."

 

Mei Ling sudah akan mengatakan sesuatu lagi, tetapi tiba-tiba suara bunyi mesin faksimile terdengar dari sebuah ruangan yang tak jauh dari mereka. Tentunya ketika mendengar itu, baik Mei Ling dan Jared sama-sama langsung saling berpandangan.

 

"Ja---jaringan sudah kembali membaik," tukas Mei Ling dengan kaget. "Kita bisa menghubungi Phantom!"

 

Sebelum Jared sempat bereaksi atas ucapannya, wanita itu langsung berlari ke arah ruang kerja Kolonel Winslow dan segera memasukinya. Begitu masuk ke dalamnya, ia langsung menyambar pesawat telepon yang ada di ruangan itu dan segera menekan tombolnya sambil tersenyum ke arah Jared yang baru menyusulnya masuk ke sana.

 

"Ada nama sambung," ucapnya beberapa detik kemudian dengan bola mata yang tampak antusias.

 

"Kamu menghubungi Phantom?" tanya Jared dengan ekspresi lega.

 

Mei Ling mengangguk. Begitu telepon darinya dijawab, wanita itu langsung menyapa pihak yang mengangkat teleponnya dari seberang. "Halo? Phantom? Kami butuh bantuan cepat di sini!"

 

Karena suara yang menjawabnya terdengar tidak jelas dan terputus-putus, Mei Ling kembali berbicara, "Phantom? Kalian bisa dengar saya? Kondisi di sini sedang gawat dan kami terpaksa mengaktifkan sistem lock island. Kami butuh bantuan karena... halo? Halo, Phantom?"

 

Jared kini memandang ke arah Mei Ling dengan tatapan was-was. "Kenapa? Jaringannya kembali bermasalah?"

 

Mei Ling tidak segera menjawab pertanyaan dari rekannya tersebut. Wanita itu lalu menutup teleponnya dan langsung berusaha untuk melakukan sambungan ulang. Namun, meski berkali-kali melakukannya, ia tidak lagi mendengar adanya nada sambung apa pun.

 

"Sialan, sinyalnya terputus lagi!" seru Mei Ling dengan nada gusar. "A---aku akan coba untuk melakukan panggilan ke mereka lagi."

 

Melihat Mei Ling kembali sibuk, Jared lalu menoleh ke arah meja mesin faksimile yang terletak tidak jauh dari mereka. Setelah menghampiri meja itu dan membaca selembar dokumen yang tadi dikirim untuk mereka, wajah pria itu pun mendadak langsung pucat.

 

"Me---mei Ling, kamu harus baca ini," gumamnya dengan terbata-bata.

 

Mei Ling yang masih berjuang untuk kembali menghubungi Phantom, kini mendongak ke arah Jared. "Kenapa dengan itu?"

 

"Ini dari Phantom. Katanya ada dua kapal lain berukuran sedang yang akan masuk ke dermaga kita," ucap Jared dengan wajah kaku. "Mereka bilang, mereka enggak bisa cegah dua kapal ini untuk merapat ke sini karena kondisi cuaca dan jaringan terus menerus buruk. Phantom minta para tentara kita untuk menghalangi mereka berlabuh ke dermaga."

 

"Faksimile ini sepertinya masuk ke kita terlambat," lanjut Jared. "Informasi di sini hanya bilang kalau dua kapal itu berukuran sedang dengan kemungkinan kapasitasnya sekitar 300-400 orang per kapal. Itu artinya, kalau ada dua kapal yang masuk dan penumpang mereka bertemu dengan para pemangsa di luar, mereka...."

 

Jared tidak melanjutkan ucapannya dan kini hanya memandang ke arah Mei Ling yang langsung berjalan ke arahnya dengan wajah kaget.

 

"Phantom belum tahu kalau hampir semua tentara di sini sudah tewas," ucap Mei Ling dengan nada suara yang terdengar semakin panik. "Kita akan beruntung kalau kapal itu belum berlabuh ke sini dan bisa diingatkan untuk mundur lebih dulu. Tapi, ini bisa jadi bahaya besar kalau mereka lebih dulu diserang sama para pemangsa di bagian luar. Pulau ini akan jadi neraka kalau jumlah pemangsa nantinya jauh lebih banyak dari yang sudah ada."

 

"Itu dia," ujar Jared dengan tampang syok. "Masalahnya, mereka bilang, dua kapal ini akan datang sekitar jam setengah empat. Itu artinya... mereka mungkin sudah mulai merapat ke dermaga kita sekarang."

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Terlama
Terbaru Vote Terbanyak
Inline Feedbacks
View all comments
error: KONTEN INI DIPROTEKSI!!!
#!trpst#trp-gettext data-trpgettextoriginal=4498#!trpen#Seraphinite Accelerator#!trpst#/trp-gettext#!trpen##!trpst#trp-gettext data-trpgettextoriginal=4499#!trpen#Optimized by #!trpst#trp-gettext data-trpgettextoriginal=4498#!trpen#Seraphinite Accelerator#!trpst#/trp-gettext#!trpen##!trpst#/trp-gettext#!trpen#
#!trpst#trp-gettext data-trpgettextoriginal=4500#!trpen#Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.#!trpst#/trp-gettext#!trpen#