Latar belakang novel ini berakar pada peristiwa bersejarah Mei 1998, masa penuh gejolak di Indonesia. Pada masa itu, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang berat akibat krisis keuangan Asia yang menyebabkan keresahan dan ketegangan sosial yang meluas.
Kerusuhan terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, dengan munculnya laporan-laporan mengenai adanya serangan-serangan yang ditargetkan terhadap komunitas etnis Tionghoa. Serangan yang dilaporkan diantaranya merupakan tindak penjarahan terhadap toko-toko milik etnis Tionghoa dan juga kekerasan seksual. Perempuan atau anak perempuan dari etnis tersebut banyak yang dikabarkan mengalami pelecehan seksual. Hal inilah yang akhirnya mengakibatkan peningkatan ketegangan di Indonesia yang berakhir menjadi tragedi.
Meskipun begitu, tuduhan kekerasan ini masih menjadi isu yang diperdebatkan. Hingga saat ini (2024), pemerintah Indonesia belum pernah sepenuhnya mengakui tragedi pelanggaran HAM tersebut sebagai peristiwa sejarah yang sah.
Karakter-karakter dalam novel saya hanyalah karakter fiksi semata. Namun, latar belakang kondisi pada cerita ini berdasarkan pada konteks peristiwa nyata.
Meskipun kisah ini fiktif, kehidupan para karakter di dalamnya mencerminkan perjuangan yang dihadapi oleh banyak orang selama periode yang penuh gejolak tersebut.
Novel ini dibuat sebagai pengingat akan realitas sejarah yang kompleks. Meski belum diakui sebagai peristiwa sah dalam sejarah Indonesia, saya berharap novel ini dapat membuat Anda memahami bahayanya konflik SARA dan perpecahan.